kelebihan dan kekurangan ptk

So apa aja kekurangan dan kelebihannya? Kelebihan Langsung Kerja Yap! Lulusan PTK itu emang udah terjamin pekerjaannya, loh. Ga perlu masukin lamaran kemana-mana deh. Hal ini yang saat ini menjadi pemikat para fresh graduate untuk melanjutkan pendidikannya tanpa harus khawatir dengan apa yang harus dilakukannya setelah lulus kuliah. Kelebihandan Kekurangan Benda Konkret . Media yang paling efektif untuk pembelajaran yaitu menggunakan benda konkret atau benda asli. Menurut Amir Hamzah Sulaiman (1985: 134) sebelum menggunakan macam-macam alat audio-visual, maka benda asli merupakan alat paling efektif untuk mengikut sertakan berbagai indera dalam belajar. Padaprinsipnya diterapkan PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat didalam kelas. Ada beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Design-design tersebut diantaranya : 1). Model Kurt Lewin, 2). Model Kemmis Mc Taggart, 3). Model John Elliot, 4). Model Dave Ebbutt. Kelebihandan Kelemahan PTK Kolaboratif Apa kelemahan dan kelebihan PTK? Kelebihannya seperti dikatakan Burns (1999: 13) sebagai berikut. Proses penelitian kolaboratif memperkuat kesempatan bagi hasil penelitian tentang praktik pendidikan untuk diumpanbalikkan ke sistem pendidikan dengan cara yang lebih substansial dan kritis. Proses tersebut KelebihanMetode Ceramah. Walaupun metode ceramah dianggap metode klasik, tetapi kenyataannya masih banyak sekali yang menggunakan metode ini, karena metode ceramah ini mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya: Ceramah merupakan metode yang "murah" dan sekaligus "mudah" dilakukan. Murah dalam arti bahwa proses ceramah tidak memerlukan Lollar Single Coil For Humbucker Pickup. Sejarah PTK Cikal bakal lahirnya penelitian tindakan kelas PTK dapat ditelusuridari awal penelitian dalam ilmu pendidikan yang diinspirasi melaluipendekatan ilmiah yang diadvokasi oleh filsuf John Dewey 1910 dalambukunya How We Think dan The Source of a Science of Education Supardi,2002101. Pendekatan ilmiah yang dianut Dewey sangat ideal, namun pendekatan demikian tidak mampu menyelesaikan masalah sosial menjadisebuah inkuiri sosial maupun kependidikan yang merupakan sebuahupaya kolaboratif dengan munculnya suatu kebutuhan yang mendesakdalam ilmu pendidikan yang lebih memfokuskan pada masalah praktikbukan pada teori. Kebutuhan terhadap sebuah upaya kolaboratif dalammenyibak tabir pendidikan semakin hari dirasakan semakin mendesak. Perkembangan selanjutnya mengenai PTK digagas oleh seorangpsikolog sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun Lewin dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot dan Dave Ebbut dan sebagainya. Lewinmendirikan lembaga riset The Research Center For Group Dynamics diMassachusset Institute of Tecnology. Lewin mengunakan istilah actionresearch dalam upaya memecahkan persoalan di masyarakat. Dalamrisetnya, Lewin menekankan pentingnya kerjasama dalam mengumpulkandata sosial. Action research dikembangkaan Kurt Lewin dengan tujuan untukmencari penyelesaian terhadap problem sosial, seperti pengangguranatau kenakalan remaja yang berkembang di masyarakat. Action researchdiawali oleh suatu kajian terhadap suatu problem secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dikembangkan sebagai dasar untuk menyusunsuatu rencana kerja sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan dan rencana kerja yang telah disusun, dilakukansuatu observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukkanuntuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat tahapanpelaksanaan. Hasil dari proses refleksi ini, melandasi upaya perbaikandan penyempurnaan rencana tindakan Lewin, action research dapat dibedakan menjadi duabentuk yaitupenelitian komparatif yang membandingkan kondisi dan pengaruh dari berbagai ragam tindakan sosialpenelitian yang merespon konflik-konflik sosial tertentu dan mengarahkannyapada tindakan sosial. Pengetahuan teori tentang tindakan sosial dapat dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tindakan dalam konteks. Riset tindakan yang dilakukan Lewin secara umum menggunakan langkah spiral yang terdiri dari planning, action, observation, reflectiondan planning act. Riset tindakan bukan hanya membantu manusia danorganisasi bersikap terhadap dunia luar, tetapi juga membantu mengubahdan berefleksi tentang sistemnya sendiri. Riset tindakan bukan hanyaakan mengembangkan suatu organisasi keluar, tetapi juga pengembangan ke dalam Suparno, 200811. Dekade 50-an Stephen Corey mengembangkan action research dalamdunia pendidikan dengan melibatkan guru, supervisor, orang tua dan administrator sekolah. Corey menyatakan bahwa metode penelitian ilmiahkuantitatif kurang memberikan sumbangan nyata pada praktek pendidikandan sebagian besar peneliti kependidikan hanya sampai pada generalisasi tanpa diikuti tindakan dari hasil penelitiannya. Dalam penelitian tindakan, perubahan-perubahan dalam praktek pendidikan sangat mungkin terjadi, sebab pengajar, pengawas dan tenaga kependidikan lainnya terlibat langsung dalam penelitian dan mengaplikasikan temuannya. Selanjutnya Corey, menjelaskan bahwa manfaat penelitian tindakan dalam pendidikan terletak pada aspek peningkatan kualitas praktek kependidikan. Generalisasi yang dihasilkan dari penelitian tindakan sangat tepat untuk diterapkan pada situasi penelitian itu sendiri, bukan yang lebih 1957, Hodgkinson menyampaikan beberapa kritik terhadap penelitian tindakan. Menurutnya, praktisi pendidikan kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian dan penelitian bukan merupakan pekerjaan amatiran. Guru tidak memiliki cukup waktu untuk melakukanpenelitian dan waktu yang mereka gunakan untuk penelitian sering dikacaukan dengan kegiatan pengajaran yang tindakan juga diadopsi dalam dunia pendidikan pada awal dekade 70-an di Inggris bertepatan dengan munculnya gerakan “guru sebagai peneliti “teacher-reseachers” yang dikembangkan Lawrence Stenhouse. Stenhouse membantu guru mengembangkan peran gurusebagai peneliti. Guru diajak berefleksi secara kritis dan sistematis tentang praktik mengajar sehingga dapat membangun teori kurikulum sendiri. Guru harus menjadi ahli dalam bidangnya lewat penelitian terhadap tindakannya sendiri sebagai upaya melihat persoalan dan mencari pemecahan tentang persoalan yang ditemui. Akhir dekade 70-an dan awal dekade 80-an di Amerika Serikat juga muncul keinginan mewujudkan riset tindakan dengan melakukan kolaborasi sehingga dengan demikian mampu mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Tahun 1972-1973 John Elliot dan Adelman memimpin sebuah proyek penelitian pembelajaran yang melibatkan sekitar 40 guru sekolah dasar dan sekolah menengah. Dalam penelitian tersebut disusun hipotesis yang berkaitan dengan upaaya meningkatkandan memperbaiki proses pengajaran guru dan hasilnya digunakan guru. Dari sinilah muncul istilah guru peneliti, penelitian praktis dan penelitiantindakan. Sekitar tahun 1980, proyek John Elloit melakukan kajian yang berfokus pada penelaahan kesenjangan antara mengajar yang seharusnya dengan mengajar pada praktik. Pada tahun 1976, di Universitas Cambridge didirikan jaringan penelitian tindakan kelas yang dinamai dengan classroom action research. Gideonse1983 dalam Supardi 2002101 menjelaskan bahwa perlu dilakukan restorasi terhadap pendekatan penelitian sehingga penelitian tindakan merupakan suatu investigasi terkendali terhadap berbagai faset pendidikan dan pembelajaran dengan cara reflektif dan sistematis. Dukungan kolaboratif semakin meluas sehingga dikenal dengan suatu penelitian tindakan kelas class room action research. Perkembangan PTK semakin meluas dibelahan dunia ini, termasuk di Indonesia mulai dikenal pada akhir dekade 80-an. Di Indonesia, PTK mulai digerakkan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan di mulai dengan renovasi di tingkat pendidikan guru sekolah dasar, kemudian meluas ke kalangan guru-guru sekolah menengah. Saat ini, PTK banyak dilakukan para tenaga pengajar sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Jenis penelitian ini bermanfaat bagi tenaga pengajar dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Melalui PTK tenaga pengajar dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri. Di samping itu laporan PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendapatkan angka kredit dalam kepangkatan karirnya sebagai pendidik Kelebihan dan Kekurangan PTK Menurut Sanjaya 2009 Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Dari pengertian PTK tersebut, ada lima hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PTK, yaituPTK merupakan proses, yang artinya PTK adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan menyadari adanya masalah, kemudian tindakan untuk memecahkan masalah, dan refleksi terhadap tindakan yang dilakukannya mengkaji masalah pembelajaran di dalam kelas, yang artinya berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan dimulai dan diakhiri dengan refleksi diri, artinya yaitu yang melaksanakannya adalah guru dilakukan berbagai tindakan, artinya tidak hanya ingin mengetahui sesuatu, tetapi ada aksi dari guru untuk proses dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi yang dilakukan guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang sebenarnya, tidak mengganggu proses pembelajaran yang sudah dan kelemahan PTKPenelitian PTK mempunyai beberapa kelebihan menurut Sanjaya 2009, diantaranyaPTK tidak dilaksanakan oleh seseorang saja akan tetapi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, observasi baik yang dilakukan oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang sebagai ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif, sebab setiap yang terlibat memiliki kesempatan untuk memunculkan pandangan-pamndangan kritisnya. hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak khususnya antara guru sebagai peneliti dengan mitranya, demikian akan meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata. Oleh karena itu hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan oleh guru. Kelemahan PTK menurut 2009 Sanjaya diantaranya keterbatasan yang berkaitan dengan aspek peneliti atau guru itu sendiri. PTK berangkat dari masalah praktis yang dihadapi oleh guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang berlaku secara umum. PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadang-kadang tidak menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah secara pendapat yang lain, kelebihan atau keunggulan PTK adalah sebagai berikutPraktis dan langsung relevan untuk situasi yang kerjanya pada observasi nyata dan dan digunakan untuk inovasi digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat digunakan meningkatkan kepekaan atau profesionalisme kekurangan atau kelemahan PTK adalah sebagai berikutShumsky 1982 dalam Suwarsih 2006 mengemukakan kelebihan PTK sebagai berikutKerjasama dalam PTK menimbulkan rasa dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai kerjasama, kemungkinan untuk berubah dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam penyelesaian masalah yang itu kelemahan dari PTK adalah sebagai berikutKurangnya pengetauan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada pihak peneliti guru.Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, maka faktor waktu dapat menjadi kendala yang cukup besar. Hal ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu, antara kegiatan rutinnya dalam mengajar dengan aktivitas PTK. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan mengelola waktu yang optimal sehingga kegiatan rutin dan aktivitas penelitian dapat dilaksanakan secara efektif, sebab pada hakekatnya kegiatan PTK dapat dilakukan bersama- sama tanpa saling menggangu dengan tugas rutin mengajarFaktor- faktor yang mendukung berlangsungnya kegiatan ada orang yang beranggapan bahwa pemelitian tindakan kelas itu mudah. Bahkan mungkin suatu anggapan bahwa penelitian tingkatan sebatas cerita yang sifatnya sudah umum ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal itu menjadi benar bila ditinjau dari segi teknis pelaksanaan, ruang lingkup, subjek penelitian, dan analisis data yang tampak sangat sederhana, dibandingkan dengan penelitian tradisional. Namun bila ditinjau dari segi nonteknis, ada kecenderungan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan menjadi begitu sulit, disebabkan kunci utama dan yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah faktor kamauan dan kesiapan pihak sekolah dan guru- guru itu sekolah sangat mempengaruhi pelaksanaan penelitian tindakan di sekolah, terutama iklim sekolah, sarana dan prasarana, yang memadai, serta anggaran yang mencukupi. Hal itu sedikit banyak akan memotivasi warga sekolah, khususnya para guru untuk melakukan kegiatan penelitian. Namun dukungan dari internal sekolah saja juga tidak cukup, harus diikuti dengan adanya dukungan aspek- aspek internal yang sifatnya nonteknis dari para guru. Penelitian Tindakan Kelas atau disingkat PTK merupakan salah satu jenis metode penelitian yang dilakukan oleh guru untuk mencari tahu apa yang paling berhasil di kelas sehingga prihal ini tenaga pendidik, seperti halnya guru dapat meningkatkan pembelajaran bagi peserta didiknya Oleh karena itulah wajar jikalau tujuan PTK adalah untuk meningkatkan pengajaran, departemen, dan lembaga sekolahan agar kedepan menjadi lebih baik lagi. Meskipun tidak ada persyaratan bahwa temuan tersebut digeneralisasikan ke situasi lain, akan tetapi yang pasti hasil penelitiannya dapat menambah basis pengetahuan. PTK Penelitian Tindakan Kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan mengajar di kelas. Sehingga dalam hal ini guru melakukan arti Penelitian Tindakan Kelas dengan cara mengevaluasi cara-cara yang mereka gunakan dalam proses pembelajaran dan kemudian melakukan perbaikan terhadap cara-cara tersebut. Oleh karena itulah dengan melakukan perbaikan berulang kali, mereka akan dapat meningkatkan kinerja dan keterampilan dalam belajar mengajar. Jenis Penelitian Tindakan Kelas Terdapat beberapa macam Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya; Diagnostik Penelitian Tindakan Kelas diagnostik adalah penelitian yang senantisa dirancang untuk mengarahkan peneliti pada suatu tindakan. Dalam hal ini, peneliti melakukan diagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar belakang penelitian. Contoh Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik Misalnya, peneliti berupaya untuk menangani perselisihan, pertengkaran atau konflik yang terjadi antarsiswa di suatu sekolah atau kelas. Dalam hal ini untuk menangani perselisihan tersebut, peneliti mengobservasi dan menganalisis secara cermat interaksi diantara para siswa di suatu sekolah/kelas, kemudian mencari sumber permasalahannya dan lain-lain. Selanjutnya, peneliti melakukan analisis terhadap semua data dan memberikan rekomendasi penyelesaian perselisihan berdasarkan hasil analisisnya. Pastisipan Penelitian Tindakan Kelas partisipan adalah penelitian yang dilakukan jika si peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian mulai awal hingga proses penulisan hasil penelitian tersusun secara baik dan benar, khususnya dalam bentuk laporan penelitian. Dengan demikian, peneliti terlibat sejak awal perencanaan penelitian, selanjutnya peneliti melakukan pemantauan, pencatatan, pengumpulan dan analisis data, serta diakhiri dengan melaporkan hasil penelitiannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa dalam ciri PTK ini peneliti peneliti dituntut untuk terlibat secara langsung sejak awal sampai berakhir penelitian. Empiris Penelitian Tindakan Kelas empiris adalah penelitian yang dilakukan jika peneliti berupaya untuk melakukan suatu tindakan dan membuat laporan atas apa yang telah dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi Tindakan berlangsung. Sehingga pada prinsipnya, proses kelebihan dan kekurangan PTK dengan metode empiris berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-harinya. Eksperimental Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental adalah jenis metode penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar memungkinkan untuk menggunakan lebih dari satu strategi atau teknik untuk mencapai suatu tujuan instruksional, sehingga dengan diterapkannya PTK jenis ini diharapkan peneliti bisa menentukan cara yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan instruksional. Proses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru Penelitian Tindakan Kelas juga dapat mengacu pada proses di mana para guru atau calon furu bekerja sama dalam Mengevaluasi praktik mereka secara bersama Meningkatkan kesadaran teori pribadi Mengartikulasikan konsepsi nilai bersama Mencoba strategi baru untuk membuat nilai-nilai yang diekspresikan dalam praktik mereka lebih konsisten dengan nilai-nilai pendidikan yang mereka dukung Merekam pekerjaan mereka dalam bentuk yang tersedia dan dapat dimengerti oleh guru lain dengan demikian mengembangkan landasan teori pengajaran bersama dengan meneliti praktik Nah, demikianlah penjelasan yang bisa diberikan tentang adanya macam-macam Penelitian Tindakan Kelas PTK beserta dengan contoh singkatnya. Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas memiliki keunggulan sebagai berikut a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual; b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan pengembangan-pengembangan baru yang lebih unggul dari caracara yang ada sebelumnya; c. Berdasarkan pada observasi yang nyata dan obyektif, bukan berdasarkan pada pendapat subyektif atas dasar pengalaman masa lampau; d. Fleksibel dan adaptif, yaitu memperbolehkan untuk mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan inovasi; e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran; f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum di tingkat kelas; dan g. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepakaran atau profesionalisme guru. Adapun beberapa keterbatasan Penelitian Kelas adalah 1 Kurang tertib ilmiah, karena validitas internal dan eksternalnya lemah; 2 Tujuan penelitiannya bersifat situasional; 3 Sampelnya terbatas sehingga kurang representatif dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat sedikit. Dengan kelemahan-kelemahan tersebut, dan walaupun hasil penelitiannya berguna bagi dimensi praktis dalam situasi tertentu, namun PTK secara tidak langsung memberikan sumbangan kepada dunia ilmu pengetahuan, khususnya dunia pendidikan.

kelebihan dan kekurangan ptk